Wonogiri - Suasana Kampus STAIMAS Wonogiri mendadak ramai pada Minggu (31/8/2025) kemarin. Para mahasiswa turun ke halaman kampus menggelar aksi damai dan solidaritas dengan membawa sederet tuntutan yang cukup mengejutkan.
Ketua BEM STAIMAS Wonogiri, Ahmad Choirin, bersama pengurus BEM lain seperti Dwi Cahya Mahdani, Heri Gatot Purwanto, dan Qonita, memimpin jalannya aksi. Choirin menegaskan bahwa mahasiswa berharap Ketua DPRD Wonogiri bisa hadir langsung untuk berdialog.
Dalam orasinya, mahasiswa menyampaikan lima poin penting: Mendesak pengesahan Undang-Undang Perampasan Aset, Menuntut permintaan maaf anggota DPR, Meminta pemerintah lebih memperhatikan gaji guru, Mengusut tuntas kasus meninggalnya Affan Kurniawan dan Memberikan perhatian serius terhadap pendidikan tinggi di Wonogiri.
Aksi ini awalnya direncanakan berlangsung di Gedung DPRD, Pendopo Pemkab Wonogiri, dan Alun-alun Giri Krida Bakti, namun urung dilakukan setelah pihak TNI, kepolisian meminta mahasiswa menahan diri.
Dandim 0728/Wonogiri Letkol Inf Edi Ristriyono,S.Pd.,M.I.P. menyampaikan, mahasiswa semua calon generasi penerus bangsa, bahwa kedepan yang akan menggantikan kami adalah kalian semua. STAIMAS sangat luar biasa dan ini adalah salah satu kampus yang ada di Wonogiri dan ini adalah pionir Kabupaten Wonogiri.
Dan perlu diketahui juga banyak orang Wonogiri yang berhasil diluar sana. Kita harus menunjukkan siapa kita. Kami semua (Forkopimda) disini merasakan apa keluh kesah negara kita. Siapa lagi kalau bukan mahasiswa yang memberikan koreksi negara kita, mahasiswa sangatlah penting bagi pengaruh bangsa dan negara.
Menyikapi perkembangan saat ini Dandim mengucapkan terimakasih atas partisipasinya karena adik-adik dalam koridor yang benar. Dari hal yang kecil ini kita harus pupuk untuk menjadi besar.
Dandim berpesan bahwa tanggung jawab kita bersama untuk menjaga Wonogiri dan jangan sampai wilayah kita dirusak oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
Penulis : Arda 72
0 comments:
Posting Komentar