RADIUS (Cirebon) - Ratusan ibu rumah tangga di Kabupaten Cirebon menjadi korban dugaan penipuan berkedok arisan yang dilakukan oleh seorang perempuan berinisial Yose Gasela. Total kerugian yang dialami para korban diperkirakan mencapai miliaran rupiah, dengan nilai kerugian masing-masing mulai dari puluhan hingga ratusan juta rupiah.
Juru bicara para korban, Natha Syakilah, menyampaikan bahwa kasus tersebut telah dilaporkan ke Polresta Cirebon sejak 20 Agustus 2024, namun hingga kini belum ada perkembangan berarti.
“Para korban ini sudah melapor lebih dari setahun, tapi sampai sekarang tidak ada kejelasan. Tidak ada panggilan penyidik, tidak ada kabar lanjutan, bahkan belum sampai tahap P21,” ungkap Natha kepada wartawan, Kamis (23/10/2025) malam.
Menurut Natha, jumlah korban mencapai sekitar 200 orang, mayoritas merupakan warga Kecamatan Lemahabang dan sekitarnya. Nilai kerugian pun bervariasi, mulai dari Rp32 juta hingga mencapai Rp300 juta per orang.
“Mereka semua masyarakat kecil yang berharap uang arisan bisa membantu ekonomi keluarga,” ujarnya.
Natha berharap pihak kepolisian segera menindaklanjuti laporan tersebut dan memberikan kejelasan hukum kepada para korban.
“Kami mohon kepada Ibu Kapolresta Cirebon untuk menanggapi kasus ini. Jangan sampai harus viral dulu baru ditindak. Para korban ini rakyat kecil yang butuh perlindungan hukum,” tegasnya.
Kasus ini bermula dari skema “arisan lelang” yang dijalankan Yose Gasela sejak tahun 2024. Modusnya, pelaku menjanjikan keuntungan besar dalam waktu singkat dengan dalih arisan berantai. Peserta diminta menyetor sejumlah uang dengan janji akan menerima nominal lebih besar sebulan kemudian.
“Misalnya setor Rp25 juta, dijanjikan bulan depan cair Rp30 juta. Jadi seperti titip dana tapi dibungkus dengan nama arisan,” jelas Natha.
Pada awalnya, beberapa peserta memang sempat menerima pembayaran sehingga menimbulkan rasa percaya. Namun, setelah beberapa kali transaksi, pencairan mulai macet dan pelaku sulit dihubungi.
Salah satu korban, Sinta, mengaku tergiur karena sistem arisan awalnya terlihat lancar.
“Awal-awal memang sempat dibayar, tapi setelah itu mulai macet. Saya sudah keluar ratusan juta dan tidak kembali,” ujarnya.
Ia bahkan mengaku sempat diancam ketika menagih uangnya.
“Terakhir saya minta uang saya dikembalikan, dia bilang sabar karena uangnya belum masuk. Setelah itu Yose kabur,” tutur Sinta kesal.
Korban lainnya, Mega, juga mengalami hal serupa.
“Saya sudah keluar sekitar Rp300 juta, cuma sempat dapat dua kali, Rp20 juta dan Rp30 juta. Setelah itu tidak ada kabar lagi,” katanya.
Para korban kini berharap agar pihak kepolisian segera menangkap pelaku yang dikabarkan telah menghilang.
“Kami hanya ingin uang kami kembali dan pelaku dihukum seadil-adilnya,” pungkas Natha. (NM)



0 comments:
Posting Komentar