All Posts | Radius 102

Media Buser Polkrim

Media Buser Polkrim
Membangun Bangsa Melalui Informasi

Berita Terkini

Pastikan Wisatawan Menikmati Liburan Dengan Aman, Ini Yang Dilakukan Anggota Babinsa

Wonogiri - Personil TNI dari Kodim 0728/Wonogiri Sertu Sunarno, melaksanakan patroli pengamanan di kawasan obyek wisata wasuk gajah mungkur ...

Postingan Populer

Rabu, 05 November 2025

Polres Cirebon Kota Bersama Forkopimda Gelar Apel Siaga Hadapi Potensi Bencana Alam


Cirebon Kota. – Dalam rangka meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana alam di wilayah Kota Cirebon, Kepolisian Resor (Polres) Cirebon Kota bersama unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Cirebon melaksanakan apel kesiapsiagaan dan koordinasi lintas instansi, Rabu (5/11/2025).

Kegiatan tersebut dipimpin langsung oleh Kapolres Cirebon Kota, AKBP Eko Iskandar, S.H., S.Ik., M.Si yang menegaskan komitmen Polres Cirebon Kota untuk bersinergi dengan seluruh pihak terkait dalam mengantisipasi dan menanggulangi potensi bencana yang dapat terjadi di wilayah hukum Polres Cirebon Kota.

“Seluruh personel kami siagakan dan dilibatkan dalam kegiatan antisipasi serta kesiapsiagaan bencana. Polri akan terus bersinergi dengan Pemerintah Kota Cirebon, TNI, dan instansi terkait lainnya,” ujar AKBP Eko Iskandar usai apel.

Dalam kesempatan tersebut, Kapolres menjelaskan bahwa penanganan bencana tidak dapat dilakukan oleh satu lembaga saja. Oleh karena itu, Polres Cirebon Kota menggandeng berbagai unsur, seperti TNI Kodim dan Lanal Cirebon, BPBD, PMI, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, serta dinas teknis lainnya.
“Kami bersama seluruh unsur Forkopimda berkomitmen menyiapkan langkah-langkah konkret menghadapi potensi bencana alam, termasuk rencana pendirian posko-posko darurat di wilayah rawan,” jelasnya.

Polres Cirebon Kota bersama instansi terkait juga akan segera menggelar rapat koordinasi teknis guna memetakan wilayah rawan bencana serta menentukan langkah penanganan di lapangan. Langkah ini diambil sebagai tindak lanjut dari evaluasi kejadian bencana yang sempat terjadi tahun sebelumnya.

“Kita belajar dari pengalaman banjir tahun lalu. Tahun ini, kita ingin lebih siap, baik dari sisi personel, peralatan, maupun koordinasi antarinstansi,” tambah Kapolres.

Selain kesiapsiagaan sebelum bencana, Polres Cirebon Kota juga menyiapkan strategi penanganan saat dan pascabencana, meliputi kegiatan trauma healing, pendataan korban, serta bantuan untuk rekonstruksi fasilitas umum yang terdampak.

“Seluruh elemen akan bekerja bersama secara terpadu. Harapannya, dengan kesiapsiagaan ini, dampak bencana dapat diminimalkan dan penanganannya bisa dilakukan dengan cepat serta tepat sasaran,” tegasnya.

Sementara itu, Penjabat Sekretaris Daerah (Pj Sekda) Kota Cirebon, Sumantho, menyampaikan bahwa Pemerintah Kota Cirebon bersama seluruh unsur Forkopimda telah menetapkan masa tanggap darurat bencana sejak 1 Oktober 2025 hingga Maret 2026. Kebijakan ini diambil sebagai langkah antisipatif terhadap potensi banjir dan fenomena La Niña yang diperkirakan terjadi selama musim hujan.

“Kami bersama jajaran TNI, Polri, BPBD, dan masyarakat sudah siap siaga menghadapi potensi bencana. Setelah apel kesiapsiagaan ini, akan dilanjutkan dengan rapat koordinasi agar setiap pihak memahami peran dan tanggung jawabnya,” ujar Sumantho.

Adapun titik-titik rawan bencana di Kota Cirebon masih sama seperti tahun sebelumnya, yakni di wilayah Kalijaga, Cipto, dan Larangan. Untuk mengantisipasi banjir, pemerintah bersama Balai Wilayah Sungai (BWS) tengah melakukan normalisasi sungai di beberapa lokasi, antara lain Kali Cikenis, Cikalong, dan Kali Sukalila.

“Normalisasi di Kali Sukalila kami lakukan di tiga segmen, mulai dari daerah Kotaku, Jalan Kali Baru, hingga Jalan Sukalila. Kami berharap sebelum puncak musim hujan dan potensi La Niña tiba, seluruh pekerjaan sudah rampung,” ungkapnya.
Selain banjir, Pemerintah Kota Cirebon juga menyiapkan langkah antisipatif terhadap potensi tanah longsor di wilayah selatan dan angin puting beliung yang kerap menimbulkan pohon tumbang serta gangguan lalu lintas.

Melalui sinergi antara Polres Cirebon Kota, TNI, Pemerintah Daerah, dan seluruh stakeholder, diharapkan kesiapsiagaan menghadapi bencana alam di Kota Cirebon dapat berjalan optimal, sehingga masyarakat merasa lebih aman dan terlindungi.

((Rahmat)) 

Peliharan Kemapuan, Kodim 0728/Wonogiri Gelar Latihan Menembak Senjata Ringan

Wonogiri - Guna mengasah mengasah dan meningkatkan kemampuan, Ratusan Prajurit Kodim 0728/Wonogiri mengikuti latihan menembak senjata ringan dan pistol, yang digelar di lapangan tembak Yonif Mekanis Raider 413/Bremoro Kostrad, Sukoharjo, selama Dua hari, Selasa dan rabu, (4-5/11/2025). 

Latihan ini diikuti seluruh prajurit Kodim 0728/Wonogiri dengan pengaturan waktu latihan, diatur oleh staf operasi Kodim Wonogiri. Perwira Seksi Operasional (Pasiops) Kapten Inf Sumarno mewakili Dandim Letkol Inf Edi Ristriyono mengungkapkan, kegiatan latihan ini merupakan latihan periodik dengan berbagai materi latihan.

"Saat ini kita melaksanakan materi latihan menembak jarak 100 meter dengan tiga sikap, yakni sikap tiarap, duduk dan berdiri ", ucapnya.

Dirinya berharap, dengan latihan menembak yang selalu dilaksanakan setiap tiga bulan, kemampuan menembak anggota akan tetap terpelihara dan meningkat, walaupun sudah bertugas di satuan teritorial.

"Latihan yang kita gelar ini merupakan latihan periodik untuk mengasah kemampuan ketrampilan menembak prajurit, selain kemampuan dasar prajurit ini tetap terjaga diharapkan juga akan semakin meningkat ," jelasnya.

Pasi Ops menjelaskan, sebelum melaksanakan latbakjatri, terlebih dahulu diadakan apel pengecekan sekaligus penyampaian bahwa latihan menembak merupakan program dari komando atas yang dijabarkan oleh satuan bawah ke dalam kalender latihan satuan.

"Latihan tersebut merupakan uji kemampuan prajurit dalam menembak, guna menunjang tugas sehingga terpelihara kemampuan menembaknya," ujar Pasi Ops. 

Penulis : Arda 72

Selasa, 04 November 2025

Jelang Penutupan TMMD Sengkuyung Tahap IV, Koramil 04/Jebres Bersama Masyarakat Genjot Pekerjaan Hingga Detik Terakhir

Surakarta - Menjelang penutupan program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Sengkuyung Tahap IV Tahun 2025, anggota Satgas TMMD Kodim 0735/Surakarta Koramil 04/Jebres terus bekerja keras menyelesaikan berbagai sasaran fisik. Mulai dari tahap akhir perapihan dan pengecatan serta pembersihan di Jl. Arifin Kelurahan Kepatihan Kulon Kecamatan Jebres,Selasa ( 04/11/2025 )

Danramil 04/Jebres Kapten Cba Kurdi saat memimpin apel TMMD, menegaskan bahwa seluruh pekerjaan harus diselesaikan sebelum acara penutupan resmi, rencana yang akan dipimpin oleh Dandim 0735/Surakarta beserta Walikota Surakarta.

"Kita pastikan semua sasaran rampung sebelum upacara penutupan. Pengerjaan semua sudah mencapai 95 persen, pemasangan Uditch saluran air juga sudah tuntas," tegasnya.

"Sementara itu, sasaran non-fisik seperti penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat juga telah terlaksana sepenuhnya. Kami optimistis bahwa sebelum upacara penutupan, semua target akan benar-benar terselesaikan, sehingga manfaatnya dapat langsung dirasakan masyarakat."imbuhnya.

"Kita bekerja keras agar hasil TMMD ini memberikan manfaat nyata bagi warga Kota Surakarta. Saya harap semua sasaran rampung sebelum penutupan," pungkas Danramil.

Penulis : Arda 72

Komsos Tiga Pilar, Cara Jitu Babinsa Jebres Tingkatkan Kerja Sama Dukung Pelaksanaan Tugas

Surakarta - Babinsa Kelurahan Jebres Koramil 04/Jebres Kodim 0735/Surakarta Serda Winarno melaksanakan Komunikasi Sosial (Komsos) bersama Tiga Pilar, Babinsa, Bhabinkamtibmas Kelurahan Jebres Aiptu Yeni Prasetyo, S.H, dan Lurah Jebres Ibu Renyta Ina Wijaya, SE., M.Si., bertempat di  Kantor Linmas Kelurahan Jebres, Kecamatan Jebres, Selasa (04/11/2025).

Dikatakan Serda Winarno sebagai relasi di wilayah, dirinya melaksanakan silaturahmi dan menjaga komunikasi yang baik guna terjaganya sinergitas disetiap kegiatan untuk menciptakan suasana nyaman, tertib serta aman kondusif di wilayah yang menjadi tanggung jawab Babinsa sebagai pembina di Kelurahan.

"Dengan selalu berkordinasi disetiap kegiatan atau masalah akan memudahkan dan meringankan suatu pekerjaan, yang mana selalu mengutamakan musyawarah kebersamaan  demi kemaslahatan bersama."ujarnya.

"Dalam Komsos bersama jajaran tiga pilar Kelurahan membahas tentang perkembangan situasi dan kondisi di wilayah, salah satunya mengedepankan musyawarah dalam setiap permasalahan yang muncul di wilayah."imbuhnya.

Pada kesempatan tersebut Serda Winarno selaku Babinsa juga memberikan saran agar permasalahan yang muncul di wilayah diselesaikan secara kekeluargaan, dengan cara musyawarah mupakat.

Penulis : Arda 72

Wujud Rasa Kekeluargaan Antar Sesama Rekan Kerja, Anggota Koramil 05/Pasar Kliwon Takziah Mertua Anggota Yang Meninggal Dunia

Surakarta -Setelah menerima kabar bahwa orang tua (mertua) dari Serka Rofik Priyono anggota Babinsa Koramil 05/Pasar Kliwon Kodim 0735/Surakata telah meninggal dunia, Kapten Kav Supriyanto selaku Danramil 05/Pasarkliwon beserta anggota melayat ke rumah duka di kp.Gentan Desa Dukuh Kecamatan Mojolaban, Selasa  (04/11/2025).

Kedatangan Danramil bersama anggota Koramil 05/Pasar Kliwon diterima langsung oleh pihak keluarga dengan suasana penuh duka, Danramil mengatakan, bahwa kehadiran para Anggota kerumah duka sebagai bentuk empati dan sebagai wujud rasa kekeluargaan antar sesama rekan kerja, yang bertujuan untuk memberikan semangat kepada keluarga yang ditinggalkan.

"Kegiatan semacam ini sudah biasa dilakukan oleh Anggota Koramil 05/Pasar Kliwon, karena sebagai seorang aparat teritorial harus peduli, selain sesama rekan kerja juga peduli terhadap warga binaan apalagi yang sedang tertimpa musibah semacam ini,"tutur Danramil.

Danramil juga menyampaikan ucapan turut berdukacita cita atas meninggalnya Almarhum.

"Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan kesabaran untuk menerima cobaan ini, kedatangan kami ini sebagai wujud ungkapan belasungkawa dan simpati kepada anggotanya beserta pihak keluarga yang mengalami kedukaan, sekaligus memberi motivasi dan dukungan kepada keluarga agar tetap sabar dan tabah,"tutupnya.

Penulis : Arda 72

Dandim Wonogiri : Waspadai Bencana Yang Terjadi Sewaktu Waktu

Wonogiri - Antisipasi Bencana Hidrometeorologi, Tiga Pilar Kabupaten Wonogiri melaksanakan Apel Kesiapsiagaan Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi yang digelar di halaman Mapolres Wonogiri, Selasa (04/11/2025).

Komandan Kodim (Dandim) 0728/Wonogiri Letkol Inf Edi Ristriyono saat ditemui, menyampaikan apresiasi atas digelarnya acara ini. Pihaknya mendukung Apel ini sebagai upaya untuk memperkuat koordinasi dalam penanggulangan bencana, meningkatkan pemahaman masyarakat tentang kebencanaan.

"Kita perlu mewaspadai bencana yang dapat terjadi sewaktu-waktu, karenanya petugas gabungan baik dari TNI-Polri dan pemerintah daerah harus bersinergi dan siap siaga terkait pola penanganan serta memastikan kesiapan sarana dan prasarana," kata Dandim.

Menurut Dandim, apel kesiapsiagaan antisipasi bencana hidrometeorologi ini juga untuk konsolidasi dan koordinasi, serta memeriksa langsung segala kesiapan yang dilakukan TNI, Polri, BPBD, Basarnas, Damkar, dan pemangku kepentingan lainnya. tegasnya.

Penulis : Arda 72

*Kapolda Jabar Raih Gelar Doktor Lewat Disertasi "Cerita dari Mesuji", Paparkan Kondisi Polisi di Tengah Konflik*



Kapolda Jabar, Irjen Rudi Setiawan menjalani sidang disertasi berjudul 'Cerita dari Mesuji: Studi Fenomeno logi tentang Menjadi Polisi di Daerah Konflik' di Universitas Airlangga, Senin (3/11/2025). Irjen Rudi Setiawan dengan penuh percaya diri di hadapan para penguji yang hadir demi menyabet gelar doktor memaparkan tentang menjadi polisi yang profesional, bertanggung jawab, dan berintegritas di wilayah yang penuh masalah, kekerasan masyarakatnya meluas dan melembaga, hingga keberadaan polisi tak pernah diterima sepenuhnya.

Menurut Irjen Rudi, Mesuji merupakan nama yang bagi sebagian orang mungkin sekedar sebuah lokasi geografis di perbatasan Lampung dan Sumatera Selatan. Tetapi, bagi sebagian lain, Mesuji adalah ruang eksistensial di mana konflik agraria, trauma sejarah, dan pergumulan identitas sosial bersinggungan dalam keseharian dengan polisi dan warga.

Dia pun mencoba mengajak menelusuri fenomena menjadi polisi di sana lewat kacamata fenomenologi Edmund Husserl, yang mana bukan sekedar untuk memahami polisi sebagai profesi, melainkan sebagai kesadaran yang mengalami dunia hidupnya dalam situasi sosial yang kompleks dan penuh paradoks lebenswelt.

"Lebenswelt ini konsep dalam bahasa Jerman diterjemahkan sebagai lifeworld dalam bahasa Inggris atau dunia kehidupan dalam bahasa Indonesia yang merujuk pada dunia pengalaman hidup sehari-hari yang diterima begitu saja, apa adanya, oleh individu," ujarnya

Dia juga menambahkan, fenomenologi Edmund Husserl berangkat dari upaya kembali ke hal-hal itu sendiri alias back to the things themselves. Artinya, memahami pengalaman hakiki atau otentik sebagaimana dialami oleh subjek, tanpa prasangka, tanpa reduksi sosiologis atau psikologis yang terburu-buru.
"Dalam konteks Mesuji, dunia hidup polisi bukan semata dunia institusi, peraturan, atau hirarki. Mesuji adalah dunia konkret tempat mereka, para polisi, bangun pagi dengan kesadaran bahwa di luar pagar rumahnya, ada masyarakat yang mungkin melihatnya bukan sebagai pelindung, tapi sebagai bagian dari kekuasaan yang jauh, angkuh, berjarak, dan gagal memahami warga asli Mesuji sebagai entitas yang memiliki identitas partikular dengan kehormatan diri dan martabat," ujarnya

Irjen Rudi juga dalam disertasinya menunjukkan polisi di Mesuji hidup di antara dua tarikan besar, yakni sebagai penegak hukum, simbol negara, dan pelaksana aturan di satu sisi dan di sisi lain sebagai individu yang bergulat dengan rasa sepi, terancam, ketakutan, keterbatasan sarana, tak terdukung, dan dilema moral dalam menghadapi masyarakat yang sering lebih percaya pada kekerasan daripada hukum.

"Kesadaran Polisi di Mesuji, mengarah pada masyarakat yang terbelah secara sosial sering atas dasar etnis dan klas sosial, pada klaim atas lahan yang diperebutkan oleh banyak pihak, pada para preman dan jaringan pengedar narkoba dan senjata api rakitan, para korporasi besar yang menguasai lahan, dan di antara yang lain pada sarana dan dukungan yang serba terbatas, serta sesekali pada kehilangan rasa aman di tengah ketegangan yang tak kunjung usai," katanya.

Lebih lanjut, Irjen Rudi menyampaikan dalam perspektif fenomenologi, identitas bukan atribut tetap, melainkan konstruksi kesadaran yang terus berubah melalui interaksi dan refleksi diri.

"Tak ada yang tetap dalam identitas personal, identitas profesional, dan identitas sosial polisi yang menjalani hidup di Mesuji. Identitas personal polisi Mesuji tumbuh dari pengalaman keseharian yang sering penuh ambiguitas: di antara panggilan moral dan tekanan struktural; di antara rasa ingin melayani dan rasa ditolak, tak dipercaya, dan tak berdaya. 

Dalam diam di Mesuji yang terpencil itu, identitas personal polisi bukanlah seragam atau pangkat, melainkan rasa tanggung jawab yang mengakar pada pengalaman batin: 'saya ada karena tugas, tetapi tugas itu juga menguji siapa saya sebenarnya'," katanya.

Sementara itu, identitas profesionalnya Irjen Rudi menyebut dibentuk oleh norma institusional: aturan, pelatihan, dan etika kepolisian. Namun di Mesuji, norma itu sering harus diterjemahkan secara kontekstual. 

Sedangkan identitas sosial polisi di Mesuji, terbangun dalam relasi yang penuh ketegangan dengan masyarakat. Polisi di Mesuji bukan hanya representasi negara, tetapi juga figur ambivalen kadang dilihat sebagai pelindung, kadang sebagai penjaga kepentingan entitas luar, entitas asing.
"Ketika seorang polisi berhadapan dengan seorang warga asli Mesuji Wong Tobo yang menggantungkan hidupnya pada sebidang tanah yang dianggap “milik negara”, dia sesungguhnya berhadapan dengan cermin dirinya sendiri.   
Dalam momen itu, dunia hidupnya menampakkan wajah paling jujur dari realitas sosial di Indonesia: ketimpangan, alienasi, dan pencarian rumit tentang legitimasi moral," katanya.

(Bang keling) 

Senin, 03 November 2025

Tim Patroli Raimas Macan Kumbang 852 Polresta Cirebon Amankan 4 Pemuda yang Membawa Sajam

Tim Patroli Raimas Macan Kumbang 852 Polresta Cirebon berhasil mengamankan empat pemuda yang membawa senjata tajam (sajam). Mereka ditangkap di wilayah Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon, Senin (3/11/2025) dinihari kira-kira pukul 05.00 WIB. 

"Kami juga turut mengamankan sejumlah barang bukti berupa handphone dan lainnya. Sehingga pelaku berikut seluruh barang bukti langsung diamankan untuk keperluan pemeriksaan lebih lanjut," kata Kapolresta Cirebon, Kombes Pol Sumarni, S.I.K, S.H, M.H.

Peristiwa bermula saat Tim Patroli Raimas Macan Kumbang 852  Polresta Cirebon Melaksanakan patroli rutin mendapatkan laporan dari warga adanya sekelompok pemuda yang disinyalir mengendarai sepeda motor sambil membawa sajam di jalanan.

"Kami langsung mengejar kelompok pemuda tersebut, dan berhasil mengamankan empat orang berinisial IA (20), SY (20), HI (16), dan CH (17). Mereka tercatat sebagai warga Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon," ujarnya.

Ia mengatakan, patroli Raimas Macan Kumbang 852 Polresta Cirebon merupakan salah satu upaya jajarannya dalam mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan. Dari mulai tawuran hingga aksi tindak kriminalitas lainnya dalam rangka memberikan jaminan keamanan bagi masyarakat Kabupaten Cirebon.

Selain itu, patroli tersebut merupakan langkah preventif yang dilaksanakan Polresta Cirebon rutin dari mulai siang, sore, dan malam untuk menciptakan situasi kamtibmas yang aman, nyaman, dan kondusif. Diharapkan patroli tersebut dapat mencegah tindak kriminalitas di Kabupaten Cirebon.

Adapun sasaran dari Tim Raimas Macan Kumbang 852 Patroli adalah geng motor, premanisme, peredaran dan penyalahgunaan narkoba maupun miras, knalpot bising, serta kejahatan jalanan lainnya yang meresahkan masyarakat. Dalam patroli tersebut, petugas juga menyampaikan pesan-pesan kamtibmas dan selalu mewaspadai setiap kejadian kriminalitas di sekitar masyarakat. 

Menurutnya, patroli tersebut juga merupakan respon cepat terhadap aduan masyarakat di media sosial mengenai ancaman pelaku kejahatan di wilayah Kabupaten Cirebon. Sehingga pihaknya pun melibatkan personel gabungan dari Polsek jajaran dan dibackup Satsamapta Polresta Cirebon.

"Kami pastikan Polresta Cirebon dan Polsek jajaran tidak akan segan-segan melakukan tindakan tegas dan tindakan keras kepada para pelaku kejahatan yang melakukan aksi kriminalitas di Kabupaten Cirebon. Sehingga situasi kamtibmas juga dapat terjaga secara aman, nyaman, dan kondusif," ujar Kombes Pol Sumarni, S.I.K, S.H, M.H.

Ia juga mengingatkan para orang tua untuk mengawasi pergaulan dan kegiatan anak-anaknya terutama pada malam hari sehingga mereka tidak terlibat perbuatan melanggar hukum. Selain itu, para orang tua juga harus menjaga anaknya dari pergaulan dan pengaruh lingkungan negatif yang berpotensi menimbulkan gangguan kamtibmas.

Pihaknya juga mengimbau dan mengharapkan para kuwu, RT, RW, dan mandor agar ikut membantu mengawasi warganya, khususnya para orang tua harus lebih memperhatikan anaknya untuk tidak melakukan kegiatan yang negatif. Sehingga mengakibatkan kerugian bagi orang lain yang menjadi korban ataupun dirinya sendiri untuk masa depannya.

"Kami juga meminta peran aktif masyarakat Kabupaten Cirebon untuk segera melaporkan berbagai tindak kejahatan ke Polresta Cirebon maupun Polsek jajaran. Kami memastikan setiap laporan yang diterima akan langsung ditindaklanjuti," kata Kombes Pol Sumarni, S.I.K, S.H, M.H.

((Bang keling)) 

Pengacara Kelompok Tani Aman Makmur Diduga Diseret dan Disekap Keamanan PT SRL Saat Dampingi Warga Bangun Jembatan



Radius 102 com.padang Lawas Utara — Dugaan tindak kekerasan oleh satuan pengamanan PT Sumatera Riang Lestari (SRL) terhadap penasihat hukum (PH) kelompok tani dan seorang aktivis dilaporkan ke pihak kepolisian. Peristiwa tersebut terjadi saat rombongan warga yang didampingi pengacara hendak membangun jembatan kayu di lahan Kelompok Tani Aman Makmur, Dusun Pardomuan, Desa Ujung Batu Julu, Kecamatan Ujung Batu, Kabupaten Padang Lawas Utara, Sumatra Utara, Minggu (2/11/2025).

PH Rico Dekha Christiady Sihombing, SH, bersama Ketua DPC LSM Penjara Rohul, Pak Bistok Sihombing, mendampingi warga membangun jembatan yang diperlukan untuk mengakses lahan kelompok tani yang terpisah oleh sungai. Mereka sebelumnya menyeberang dengan turun langsung ke aliran sungai untuk mencapai lokasi.ujarnya.

Namun, menurut keterangan Pak Bistok Sihombing, situasi berubah ketika sekitar 100 orang satuan pengamanan PT SRL bersama pihak humas perusahaan tiba di lokasi. Sejumlah petugas keamanan disebut bertindak represif dengan menarik dan menyeret Pak Rico hingga terjatuh dan mengalami luka-luka. Setelah itu, Pak Rico dan Pak Bistok Sihombing dibawa secara paksa ke kantor PT SRL.

"Kami disekap dan ditarik secara kasar. Saya melihat sendiri perlakuan itu di depan masyarakat," kata Pak Pak Bistok Sihombing.

Pak Rico menyebut kekerasan terjadi saat ia menjalankan tugas pendampingan hukum terhadap masyarakat yang memiliki legalitas mengelola lahan. Ia menilai tindakan keamanan perusahaan telah melampaui kewenangan dan bertentangan dengan aturan hukum. "Saya datang untuk memberikan pendampingan hukum. Namun justru mengalami perlakuan yang tidak manusiawi," ujarnya.

Usai kejadian, Pak Rico dan Pak Bistok Sihombing melapor ke Polsek setempat serta mengirim surat permohonan perlindungan hukum ke Kejaksaan Negeri. Mereka menilai tindakan yang dilakukan petugas keamanan perusahaan merupakan bentuk intimidasi yang menghambat akses bantuan hukum bagi masyarakat.

Pak Bistok Sihombing menegaskan, tujuan kedatangan mereka hanya untuk membangun jembatan kayu, agar warga dapat mengolah lahan secara efektif. Ia menyebut tindakan represif itu mencederai hak keperdataan masyarakat. "Kami berharap penegak hukum memproses kejadian ini secara profesional dan transparan," ujarnya.

Humas PT SRL, Manuara Simanjuntak, saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, hingga kini hanya menunjukkan tanda centang satu. Upaya konfirmasi melalui sambungan telepon juga tidak mendapat respon.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak PT SRL terkait dugaan kekerasan dan penyekapan tersebut. Kasus ini kini menunggu tindak lanjut pihak kepolisian dan Kejaksaan Negeri, sementara masyarakat berharap proses hukum berjalan sesuai ketentuan serta dapat mencegah terulangnya insiden serupa.

Editor : ISMAIL MARPAUNG.